Rabu, Oktober 15, 2008
Senin, September 15, 2008
Penjaminan Mutu Sekolah
Permasalahan mutu pendidikan akan sangat terkait dengan begitu banyak variabel dan sangat multidimensi. Achmad Sanusi (1994) menyebut tiga dimensi mutu pendidikan khusus mutu hasil belajar yaitu (1) dimensi mutu mengajar yang sangat terkait dengan faktor-faktor kemampuan dan profesionalitas guru, sehingga kajian terhadap mutu pendidikan akan berarti harus mengkaji masalah mutu guru dan mutu proses pendidikan, (2) dimensi bahan ajar yang berbicara masalah kurikulum dalam arti sejauh mana kurikulum suatu institusi pendidikan relevan dengan kebutuhan anak di masyarakat dan kebutuhan lingkungan pendidikan yang berubah demikian cepat, (3) dimensi hasil belajar. Dimensi yang terakhir ini mencakup baik perolehan nilai-nilai hasil belajar maupun dalam cakupan yang luas yaitu perolehan lapangan pekerjaan dan sekaligus perolehan pendapatan setiap lulusan.
Penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga konsumen, produsen, dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Dengan demikian, penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah proses penetapan dan pemenuhan standar mutu pengelolaan pendidikan dasar dan menengah secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh kepuasan. Proses penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan merupakan kegiatan mandiri dari satuan pendidikan yang bersangkutan, sehingga proses tersebut dirancang, dijalankan dan dikendalikan sendiri oleh satuan pendidikan yang bersangkutan. Meskipun demikian, di samping menjalankan proses penjaminan mutu atas inisiatif sendiri, pada saat ini satuan pendidikan dapat pula menjalankan proses akreditasi melalui Badan Akreditasi Sekolah (BAS) maupun melibatkan lembaga lain dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan yang diselenggarakannya.
Jumat, September 12, 2008
Golput ga dilarang kan !
Sepuluh dasarwarsa reformasi sejak didengungkan oleh para aktivis kita berlalu. Namun keadaan negara semakin kusut dan amburadul. Rakyat semakin susah mencari penghidupan, pendidikan mahal, beaya rumah sakit mahal, harga sembako tidak realistis lagi dan seabreg masalah negara yang tak kunjung ada solusinya.
Tahun 2009 segera datang dimana ada agenda nasional yang menyedot anggaran trilyunan rupiah hanya untuk melaksanakan suksesi kepemimpinan lima tahunan yakni pemili 2009.
Lepas dari amanat Undang-Undang yang harus dilaksanakan oleh pemegang pemerintahan, rasanya belumlah terobati dan teratasi masalah yang dihadapi rakyat akibat kenaikan harga BBM dan dampaknya, bahan bakar LPJ dan berbagai masalah berkaitan dengan hajat hi
dup rakyat banyak, pemanasan glogal, pengangguran, kemiskinan, disintegrasi negara baik di Aceh, papua, Maluku, dan bencana alam yang tidak pernah henti-hentinya.
Sedangkan para petinggi negara baik eksekutif, legislatif mulai tidak konsen pada tugas kenegaraannya, tetapi mulai pasang kuda-kuda untuk emili tahun 2009. Fenomena uang suap, cek hasil balas jasa, dan macam-macam bentuk KKN lainnya mulai terungkap. Kegelisahan meraka mulai merambah dari tingkat atas sampai akar rumput
Pada sisi lain soal Pilkada yang lebih banyak menimbulkan kekacauan dan disintegrasi antar masyarakat juga ancaman golput alias golongan putih dengan berbagai alasan sehingga membuat ketar-ketir Komisi Pemilihan Umum. Kontroversi golput sejak lama fenomena ini muncul di tengah-tengah masyarakat Indonesia. lalu apa penyebab dari golput tersebut. Anda dapat mengirimkan tulisan untuk membahas masalah golput tersebut. silahkan tulis dan kirim ke blog saya. Semoga tulisan ini menjadi wacana dan menambah wawasan kita dalam menghadapi berbagai masalah kebangsaan yang silih berganti menerjang bangsa Indonesia.